Senin, 02 Juni 2014

Di Balik Nilai Matematika 20


          Masih teringat di benakku kala duduk di bangku SD dulu, waktu kali pertama aku mendapat nilai matematika 20. Sewajarnya perasaan sebagai anak-anak, pastilah sedih rasanya hatiku. Entah aku yang kurang belajar atau aku yang tidak nyantel waktu diterangkan oleh guru, tapi hal itu cukup membuatku gelisah. Hingga aku pun diliputi rasa takut saat pulang.
      Saking takutnya, sebelum masuk rumah terbesit pikiranku untuk menyobek kertas di buku matematikaku yang berlukiskan angka 20 itu. Kebetulan di luar rumah terpajang sebuah tempat sampah dan itu merupakan sasaran niatanku sebagai tempat pembuangan. Namun, saat aku hendak melaksanakan niatku tersebut, terdengar suara nenekku yang ternyata memergokiku (padahal kertasnya sudah hampir nyemplung ke tempat sampah lho..). Mungkin gerak-gerikku yang aneh terbaca oleh nenek. Aku berusaha untuk menutupi apa yang aku lakukan. Namun, mungkin dasar akunya yang tak pandai akting berbohong, aku pun tak bisa menyembunyikan rasa gugupku.
          Dag... dig... dug... duerrr nenek mengambil kertas tersebut dan membacanya. Nasiib...nasiib...tanpa perhitungan lagi, aku langsung kena marah seketika. Efeknya, aku langsung diminta masuk rumah, dan tentunya dapat ceramah panjang lebar. Dan pastinya lagi nggak boleh bermain, ditahan di rumah, disodorin buku ngaji. Emmmm aku juga bingung apa hubungannya dapat nilai matematika jelek dengan kurang mengaji. Mataku pun berkaca-kaca, sebab sedih ditambah kena marah itu rasanya seperti soundsystem nempel di telinga.
         Sedikit cerita, kenapa nenekku yang marah? Iya, karena setiap pulang sekolah, aku pasti ke rumah nenek. Memang, nenekku peduli sekali dengan cucunya, apalagi aku sebagai cucu pertamanya. Apa-apa ikut urusin, sampai saat ini pun masih sama. Bahkan, kalau ada jerawat sedikitpun di wajahku, pasti dapat omelan. Hmmm,,, sampai segitunya ya. But, I love her <3 <3 <3
         Kembali ke soal nilai matematika tadi, dari nilai 20 yang aku peroleh tersebut, tentu aku tidak mau kena marah besar untuk kedua kalinya. Hal itu dapat menjadi motivasi untuk lebih baik lagi. And I have enjoyed learn mathematic nowSo, kawan-kawan jangan sedih jika hasil yang kita peroleh kurang memuaskan. Tetap semangattt kakak-kakak, adik-adik, all my friends, ya akhwan ya ukhti.!!! #livereport